Karakteristik DIS dan DIY(Journalistik)

Daerah Istimewa Surakarta (DIS) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dinilai memiliki perbedaan mendasar bagaikan langit dengan bumi. Pada masa kemerdekaan, terdapat penyatuan antara rakyat dengan penguasa Kasultanan Yogyakarta, sementara hal itu tidak terjadi di Kasunanan Surakarta.

Kontek Keraton dan makam dalam pengaruh budaya Islam

Kraton berasal dari ke-ratu-an, merupakan tempat tinggal raja dan keluarganya. Kraton di beberapa daerah disebut juga kedaton yang memiliki makna yang sama. Sebagai suatu karya arsitektur, kraton merupakan lambang kekuasaan dan kewibawaan kerajaan, sekaligus sebagai lambang kewibawaan seorang raja.

Kilas Singkat Penyebaran Bangsa -Bangsa di Daratan Asia Tenggara

Bangsa-bangsa di Asia Tenggara terdiri dari empat kelompok besar, yaitu Sino Tibet, Austrio Asia, Austronesia, dan Papua. Kelompok Sino Tibet terdiri dari bangsa Birma (Myanmar), Thai dan Cina. Bangsa Birma adalah penduduk utama atau bangsa pokok di Myanmar.

Pengabdian sang Abdi Dalem Keraton (Yogyakarta)

Sebelumnya perlu diketahui Abdi Dalem merupakan orang yang mengabdikan dirinya kepada keraton dan raja dengan segala aturan yang ada. Abdi dalem berasal dari kata "abdi" yang merupakan kata dasar dari mengabdi dan “dalem” yang artinya internal.

Jumat, 15 Mei 2015

Kilas Singkat Penyebaran Bangsa -Bangsa di Daratan Asia Tenggara


Bangsa-bangsa di Asia Tenggara terdiri dari empat kelompok besar, yaitu Sino Tibet, Austrio Asia, Austronesia, dan Papua. Kelompok Sino Tibet terdiri dari bangsa Birma (Myanmar), Thai dan Cina. Bangsa Birma adalah penduduk utama atau bangsa pokok di Myanmar. Bangsa Thai adalah bangsa pokok di Muangthai. Suku-suku atau bangsa yang termasuk bangsa Thai adalah suku Shan (di Myanmar timur), bangsa Ai Lao yang menjadi bangsa pokok di Laos dan bangsa annam yang menjadi bangsa pokok di Laos dan bangsa Annam yang menjadi penduduk atau bangsa pokok di Vietnam.

Bangsa Cina adalah migrasi dari negeri Cina, di Asia Tenggara tersebar dimana-mana terutama di Singapura, Muangthai, Malaysia, dan Indonesia. Sebelum menjadi bangsa Austro Asia dan Austronesia, keduanya bersatu sebagai orang Yunan (yang berada du daerah antara Vietnam dan Cina). Bangsa Yunan menyebar menjadi bangsa Austro Asia dan Austronesia. Bangsa Austro Asia membentuk bangsa-bangsa di daratan Asia Tenggara, yaitu menjadi bangsa khmer yang menjadi bangsa pokok di Kamboja dan Mon (suku minoritas di Myanmar). Sementara itu bangsa Austronesia (Melayu Polynesia) menjadi bangsa pokok di Indonesia, Malaysia, Filipina, dan Brunei Darussalam.

Di antara Bangsa-bangsa pokok itu, terjadilah percampuran khusus, sehingga melahirkan suku-suku minoritas, yakni terdapat di :
  • Pegunungan antara Mekong dan pantai Vietnam, yaitu suku-suku Moi, Mau, dan Meo.
  • Pegunungan Birma, yaitu suku Karen (timur laut), Kochin (sebelah utara), Chin ( Perbatasan dengan India)
  • Di bagian barat Myanmar juga ada pendatang minoritas dari India, yaitu Ronghinya (yang beragama Islam).
(Asia Tenggara Zaman Pranasionalisme/A.K Wiharyanto)

Senin, 04 Mei 2015

Penyebaran Pengaruh Cina Di Asia Tenggara


Pengaruh Cina ke Asia Tenggara ada yang lewat darat dan ada yang lewat laut. Pengaruh Cina di Asia Tenggara Daratan terutama terjadi pada bangsa Vietnam. Setiap kali dinasti Cina mengalami kejayaan, maka Vietnam menjadi jajahan Cina. Sebaliknya jika dinasti Cina merosot, maka Vietnam berjuang membebaskan diri dari kekuasaan Cina. Itulah sebabnya Vietnam termasuk wilayah Indocina, yaitu daerah yang dipengaruhi budaya India dan Cina. Khusus untuk Vietnam, pengaruh Cina menjadi dominan.

Karena penduduk pantai timur sangat padat, banyak orang-orang Cina mencari mata pencaharian ke luar Cina, terutama ke Asia Tenggara. Akibat petualanganCina ini, maka banyak orang-orang Cina yang bermukim di Asia Tenggara, terutama Asia Tenggara kepulauan seperti di Singapura, Malaysia, Indonesia dan Filipina.

Jumlah orang-orang Cina di Singapura lebih besar dari ras lainnya sehingga pulau itu didominasi oleh orang-orang Cina. Sementara itu jumlah orang Cina di Malaysia hampir seimbang dengan orang-orang Melayu. Walaupun mendominasi perekonomian Malaysia, tetapi orang-orang Cina di Malaysia tidak bisa ikut memerintah ( konsensus nasional). Sedangkan orang Cina di Indonesia hanya minoritas tetapi mendominasi perekonomian Indonesia.

(Asia Tenggara Zaman Pranasionalisme/ A.K Wiharyanto)

Keterkaitan Daerah Istimewa Surakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Jurnalistik)

SOLO - Daerah Istimewa Surakarta (DIS) dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dinilai memiliki perbedaan mendasar bagaikan langit dengan bumi. Pada masa kemerdekaan, terdapat penyatuan antara rakyat dengan penguasa Kasultanan Yogyakarta, sementara hal itu tidak terjadi di Kasunanan Surakarta.

Pengamat budaya dari Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS), Solo, Jawa Tengah, Tunjung W Sutirto, membeberkan, kondisi saat kerajaan di tanah Jawa masih memegang kendali pemerintahan, di tengah upaya Republik Indonesia merebut dan mempertahankan kemerdekaan.

Kasultanan Yogyakarta dinilai lebih jeli memanfaatkan situasi dan kondisi saat itu. Sosok Hamengku Buwono (HB) IX yang tenang dan kharismatik, dan pihak Keraton Pakualaman mampu membaca peta politik ke depan.

"Beliau (HB IX dan Paku Alam) aristokrat kultural itu bisa menyatu dengan masyarakatnya. Sehingga pada suatu momentum yang ditulis dalam sejarah kisah heroisme dari pihak kasultanan dan masyarakatnya bersatu untuk mempertahankan dan memperjuangkan kemerdekaannya," jelas Tunjung.

Keraton Surakarta
Saat itu, Kasultanan Yogyakarta sebagai penguasa wilayah dianggap mampu memberikan jaminan keamanan penuh yang didukung oleh seluruh masyarakatnya. Maka tidak heran jika Yogyakarta terpilih menjadi Ibu Kota Sementara Republik Indonesia saat negara  dalam keadaan darurat atau bahaya.

Namun kondisi tersebut tidak ditemukan di Solo. Institusi keraton di mana raja sebagai penguasa baik di Kasunanan Surakarta maupun di Pura Mangkunegaran, tidak memiliki peran seperti di wilayah Yogyakarta.

"Sehingga ada karena perbedaan antara aristokrat kultural dengan masyarakat Solo. Pihak keraton tidak bisa merangkul masyarakatnya. Kemudian muncullah, gerakan anti-kerajaan, anti-feodalisme, anti-kolonalisme dan sebagainya," paparnya.

Dia menambahkan, di Surakarta justru terjadi penuh konflik. Apalagi dalam konstelasi politik tanah air pada waktu itu Surakarta menjadi Wild West yang diciptakan menjadi suatu daerah penuh huru-hara. Daerah Wild Westmemang sengaja diciptkan agar masyarakat tidak kembali lagi ke dalam suatu sistem swapraja (memiliki pemerintahan sendiri).

"DIS dan DIY sangat jauh. Sekali pun kita tidak menutup mata jika keraton juga sangat berperan besar dalam menjaga kemerdekaan, dengan memberikan aset keraton termasuk prajuritnya diserahkan untuk mempertahankan kemerdekaan. Namun karena persoalan ketatanegaraan antara Kasunanan dan Mangkunegaran yang tidak bisa cair, membuat dua institusi aristokrat kultural itu kehilangan DIS sampai sekarang," pungkasnya.

Sabtu, 02 Mei 2015

MEDAN SEJARAH ASIA TENGGARA

Wilayah Asia Tenggara  terdiri dari Asia Tenggara Daratan dan Asia Tenggara Kepulauan. Asia Tenggara Daratan terdiri dari Myanmar, Thailand, Laos, Kamboja dan Vietnam. Sedangkan Asia Tenggara Kepulauan terdiri dari Indonesia, Filipina, Singapura, dan Brunei Darussalam. Sementaraitu Malaysia termasuk Asia Tenggara Daratan tetapi juga masuk wilayah Asia Tenggara Kepulauan. Hal ini disebabkan karena negeri itu memiliki wilayah Asia Tenggara Kepulauan (Malaysia Timur/Sabah dan Serawak).

Pembentukan Asia Tenggara Daratan dan Asia Tenggara Kepulauan berlangsung pada masa Paleolithikum. Sebelumnya, Asia Tenggara Daratan dan Asia Tenggara Kepulauan itu bersatu. Hal ini dapat dilihat adanya sungai-sungai di Jawa Barat, Sumatera bagiuan timur dan Kalimantan Barat yang bermuara di Laut Cina Selatan, serta adanya persamaan flora dan fauna antara Asia Tenggara Daratan dan Asia Tenggara Kepulauan. Namun setelah masa Palelithikum maka es kutub mencair dan permukaan laut naik sehingga sebagian Asia Tenggara tergenang air laut, maka muncullah Asia Tenggara Kepulauan. Sejak itu bentuk Asia Tenggara berubah menjadi Asia Tenggara Daratan dan Asia Tenggara Kepulauan.

Asia Tenggara Daratan dan Asia Tenggara Kepulauan saling dihubungkan oleh lautan-lautan atau selat-selat penting. Selat Malaka dan Selat Sunda sebagai pintu gerbang utama di sebelah barat. Sedang Laut Cina Selatan, Laut Jawa, Laut Maluku, dan Laut Sulu sebagai daerah-daerah perairan pokok yang menghubungkan Asia Tenggara Daratan dan Asia Tenggara Kepulauan , serta penghubung antar pulau di Asia Tenggara Kepulauan.

Jika dilihat dari keseluruhannya, tampaklah betapa pentingnya daerah perairan antara Taiwan (Formusa) dengan kepulauan Indonesia. Tampak pula bahwa urat nadi Asia Tenggara itu terdiri dari Selat Malaka, Selat Sunda, Laut Cina Selatan, merupakan jalan perdagangan international sejak sebelum kedatangan orang-orang Cina maupun India.

Sedangkan mengenai posisi Laut Dalam seperti Laut Jawa dan Laut Maluku, ternyata merupakan laut penghubung antar pulau sehingga pulau-pulau yang mengelilinginya sebagai suatu kesatuan hidup. Karena itu, masuk akal juga bahwa Laut Jawa oleh Prof. Moh. Yamin disebut juga Laut Nusantara, sebab sebagai daerah penghubung penting antar kepulauan Indonesia.

Sebenarnyha Asia TenggaraDaratan dan Asia Tenggara Kepulauan itu juga merupakan suatu kesatuan hidup. Bangsa-bangsa di Asia Tenggara Daratan berulang-ulang bergolak karena tekanan-tekanan serta serangan-serangan bangsa-bangsa ganas atau bangsa barbar (nomad) dan Awsia Tengah. Dalam masa Pergolakan itu, bangsa-bangsa yang mendiangi Asia Tenggara Daratanbergeser ke arah selatan dan terjadilah perpindahan bangsa-bangsa secara besar-besaran dari utara ke selatan.

Gerak utara-selatan itu dapat ditemukan dalam sejarah umat manusia di Asia Tenggara, yaitu:
  • Perpindahan bangsa-bangsa Austronesia pada umumnya kepulauan daerah selatan Asia.
  • Perpindahan bangsa Indonesia dari Yunan ke kepulauan Indonesia.
  • Desakan-desakan bangsa Birma di Myanmar, bangsa Thai dari utara ke Malaysia.
  • Perpindahan bangsa Cina ke Asia Tenggara Daratan maupun ke Asia Tenggara Kepulauan
Berdasarkan bukti-bukti tersebut, jelas bahwa arah migrasi bangsa-bangsa ke arah selatan itu, bermuara di Indonesia sebagai daerah tepi dari pada Asia Tenggara, seolah-olah menjadi ujung perantauan bangsa-bangsa dari utara sehingga warna kulitnya beraneka ragam (dominan coklat). seperti halnya Amerika Serikat, tempat pelarian bangsa-bangsa, tetapi dapat bersatu, demikian juga Indonesia. namun Indonesia lebih majemuk, sehingga kondusif untuk pecah, karena itu warganya selalu berusaha menjaga persatuan dan kesatuan.
(Asia Tenggara Zaman Pranasionalisme/ A. K Wiharyanto)