Perang Diponegoro telah usai. Perang ini menelan biaya puluhan
juta gulden. Nlai uang jatuh. Javasche Bank – sebuah bank sirkulasi, didirikan
berdasarkan Putusan Kerajaan tertanggal 31 Januari 1827, sebagai akibat dari
perombakan ketatauangan, menghadapi kebangkrutan.
Pada tahun 1830 muncullah ke hadapan Raja Belanda seorang
pensiunan Komisaris Jenderal Hinda Barat untuk mempersempahkan rencana-rencana
memulihkan keadaan keuangan Hindia Belanda, yaitu Cultuurstelsel. Katanya, “Orang Jawa itu
tidak boleh dibebani pekerjaan baru, yang tidak mereka sukai, sedang Cultuurstelsel itu pun tidak boleh dilaksanakan, selama dia tidak dikehendaki oeh
penduduk.” Raja Belanda, Willem, menerima rencana orang itu. Orang itu bernama
Johannes van den Bosch. Dengan diterimanya rencana itu Menteri Jajahan, Elout,
mengundurkan diri. Gubernur Jenderal Bus diturunkan, digantikan van den Bosch.
http://brainly.co.id/tugas/800529 |
Bosch datang, menduduki takhta Gubernur Jenderal, dipadamkannya
oposisi dalam Raad Hindia dengan jalan mengirimkan mereka ke daerah-daerah Jawa
Tengah yang baru saja jatuh ke tangan Hindia Beland karena kekalahan
Diponegoro. Dengan demikian muncullah van den Bosch sebagai Gubernur Jenderal
paling berkuasa dalam sejarah Hindia Belanda. Van den Bosch tak menyia-nyiakan
kepercayaan rajanya. Dengan tangan besi mulai melaksanakan rencana-rencananya
dengan lebih keras menghiap kekayaan bumi dan tenaga manusia Pribumi, dengan
lebih keji menyurutkan harga manusia Pribumi.
Menurut rencananya, penduduk bila menghendaki, boleh menanami
seperlima dari tanahnya dengan tanaman-tanaman yang dikehendaki oleh
Gubernemen: nila, gula, kopi, dan tembakau. Sedang hasilnya dapat diserahkan
kepada pemerintah dengan “harga pasar”. Di samping itu tanah yang ditanami
dengan tanaman yang dikehendaki itu dibebaskan dari pajak bumi. Jadi menurut
teori van den Bosch, bukan saja Hindia Belanda dapat memperbaiki dan
meningkatkan ekspor hasil bumi yang telah merosot sebelum Diponegoro mengangkat
senjata, juga penduduk dikurangi wajib pajaknya, ditambah dengan sumber
penghasilan baru. Para petani yang masih ragu-ragu boleh tidak melaksanakan
kehendak pemerintah. Sepintas indah didengar, apalagi menurut pengumuman resmi
“lebih baik tidak menerima hasil bumi daripada hasil itu didapatkan dengan
siksaan-siksaan kewajiban-kewajiban atas penduduk, yang mana kami berhutang
kepadanya.” Tapi mendadak muncul peraturan: barangsiapa tidak punya tanah,
harus kerja di perkebunan-perkebunan pemerintah selama 66 hari dalam setahun!
Van den Bosch tanpa malu-malu mulai mengobrak-abrik penduduk desa
yang baru saja dapat tidur dan kerja dengan aman setelah padamnya Perang Jawa.
Lebih dari seperlima sawah rakyat harus ditanami tebu, atau kopi, atau nila,
atau kayu manis, atau lada, atau kapas – hasil bumi koloial untuk membuat
Belanda tiada terkalahkan di pasar dunia. Para petani harus tanam
tanaman-tanaman yang dikehendaki pemerintah, harus urus di tanah garapannya
sendiri, buat musuhnya sendiri, ditambah harus bayar pajak bumi, kerja tanpa
upah, dengan “harga pasar” bagi hasil buminya yang telah ditentukan oleh
pegawai-pegawai korup. Ditambah lagi dengan wajib angkut hasil bumi tersebut ke
tempat-tempat yang telah ditentukan juga tanpa upah. Dan ditambah lagi dengan 66
hari dalam setahun rakyat harus kerja gratis buat musuhnya di perkebunan
pemerintah. Kapal-kapal N.H.M. mengangkut hasil bumi Jawa itu ke Nederland,
membanjiri paar Amsterdam. Sedang “keuntungannya dibagi secara adil antara
maskapai-maskapai besar ini dengan Sri Baginda Raja.” (dari Dr. H.J. de Graaf: Geschiedenis van Indonesiè) Keuntungan-keuntungan dari Cultuurstelsel setiap tahunnya merupakan hadiah Sinterklas dari beberapa juta
gulden, sampai-sampai Menteri Jajahan Baud menamakan Jawa sebagai “gabus tempat
Nederland berapung”.
Perbudakan yang oleh Raffles dihapus, dalam situasi baru
dihidupkan lagi. Cultuurstelsel yang indah akhirnya justru menjadi Tanampaksa. Petani-petani Jawa
akhirnya tidak sempat menggarap tanahnya sendiri. Tapi pajak tetap harus dibayar.
Hanya 5 tahun setalah padamnya Perang Diponegoro, Tanampaksa disuburkan oleh keringat, tangisan, dan arah Pribumi, sampai di
Nederland segera berubah menjadi air madu sorga, menggerakkan kembali
perdagangan, pelayaran, dan industri yang hampir beku. Sampai dengan 1877, Tanampaksa mengalirkan kelebihan anggaran ke Nederland mencapai 800 juta
gulden.
Dengan adanya tanampaksa, Jawa menjadi sebuah kekuatan
dunia di lapangan ekonomi di pasar Eropa, cuma di tangan Belanda.
Merkur Futur Adjustable Safety Razor - xn--o80b910a26eepc81il5g.online
BalasHapusMerkur Futur Adjustable Safety Razor. Add to list. More details. 1.1 / 5.00. 4.6 / 5.00. 4.6 / 5.00. 4.6 / 5.00. 4.5 / 5.00. 4.5 / 5.00. 메리트 카지노 고객센터 4.5 / 샌즈카지노 5.00. 메리트 카지노 3.